Senin, 21 Februari 2011

PENALARAN DEDUKTIF

PENALARAN DEDUKTIF

Adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

Contoh :

Sebuah sistem generalisasi.

Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi, DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,

Macam-macam penalaran deduktif adalah

  1. 1. Silogisme

adalah proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).

Macam-macam silogisme yaitu

a. Silogisme Katagorial

Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.

Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:

Premis umum : Premis Mayor (My)

Premis khusus :Premis Minor (Mn)

Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Kaedah- kaedah dalam silogisme kategorial adalah :

1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.

2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan

3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.

4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negative.

5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.

6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.

7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan

Contoh:
Contoh silogisme Kategorial:

My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA

Mn : Badu adalah mahasiswa

K : Badu lulusan SLTA

My : Tidak ada manusia yang kekal

Mn : Socrates adalah manusia

K : Socrates tidak kekal

My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.

Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA

K : Amir bukan mahasiswa

b. Silogisme Hipotesis

Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden,

simpulannya juga menolak konsekuen.

Kaedah- kaedah Silogisme Hipotesis :

Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan 'kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.
Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen .engan B, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah:
1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana

Contoh :

My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.

Mn : Air tidak ada.

K : Jadi, Manusia akan kehausan.

My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.

Mn : Makhluk hidup itu mati.

K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.

c. Silogisme Alternatif

Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.


Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.

Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.

Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.

K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.


My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.

Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung.

Kaedah-kaedah silogisme alternatif :

A. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid

B. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:

a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar)

Contoh :

Rifki menjadi guru atau pelaut.
la adalah guru.
Jadi bukan pelaut
Rifki menjadi guru atau pelaut.
la adalah pelaut.
Jadi bukan guru

b. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah)

Contoh :

Penjahat itu lari ke Surabaya atau ke Yogya.
Ternyata tidak lari ke Yogya.
Jadi ia lari ke Surabaya. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
Rifki menjadi guru atau pelaut.
Ternyata ia bukan pelaut.
Jadi ia guru. (Bisa jadi ia seorang pedagang)

  1. 2. Silogisme Entimem

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh:
- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
- Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Rumus Entimem : C = B, karena C = A
Contoh :
PU : Semua A=B : Asisten yang baik tidak pernah datang terlambat
PK : Dewi asisten yang baik
S : Dewi tidak pernah datang terlambat

Entimem : Dewi tidak pernah datang terlambat karena ia asisten yang baik.

SUMBER :

http://kuroinoshiroyuki.blogspot.com/2010/03/penalaran-deduktif-dan-induktif-bagian.html

http://nopi-dayat.blogspot.com/2010/03/penalaran-deduktif.html

http://ekspresibelajar.blogspot.com

http://bundaarik.multiply.com

0 Comments:

Post a Comment