Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
2. syarat kalimat efektif
Kepaduan suatu kalimat akan terganggu apabila terdapat:
a. kata ganti yang salah
tidak efektif: Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
efektif : Atas perhatian saudara, saya ucapkan terima
kasih.
b. kata depan yang tidak tepat
tidak efektif: Pengarang itu menceritakan tentang pengala-
man masa kecilnya.
efektif : Pengarang itu menceritakan pengalaman masa
kecilnya
c. kata penghubung yang tidak jelas
tidak efektif: Yanto mengotori kaca jendela itu; ia member-
sihkannya.
efektif : Yanto mengotori kaca jendela itu kemudian ia
membersihkannya.
Paralelisme menempatkan gagasan-gagasan yang sama penting dan lama fungsinya ke dalam suatu struktur/konstruksi gramatikal yang sama.
BAIK: reorganisasi administrasi departemen-departemen; peng¬hentian pemborosan dan penyelewengan-penyelewengan, serta mobilisasi potensi-potensi nasional, merupakan masalah-masa¬lah pokok yang meminta perhatian kita. (semuanya kata benda).
SALAH: reorganisasi administrasi departemen-departemen menghentikan pemborosan dan penyelewengan-penyeleweng¬an, serta mobilisasi potensi-potensi nasional, merupakan masasah-masalah pokok yang meminta perhatian pemerintah kita.
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksudkalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya. Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang benar adalah:Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
Upaya untuk mengefektifkan sebuah kalimat, dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
a. menghilangkan subjek yang tidak diperlukan
tidak efektif : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan
produktif karena mereka merasa dihargai pim-
pinannya.
efektif : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan
produktif karena merasa dihargai pimpinannya.
b. menghindarkan penggunaan hipernim dan hiponimnya secara bersamaan
tidak efektif : Bunga-bunga mawar, anyelir, dan gradiol sa-
ngat disukainya.
efektif : Mawar, anyelir, dan gradiol sangat disukainya.
c. menjauhkan pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu
tidak efektif : Sejarah daripada perjuangan bangsa kita, ikut
memberi dasar dan arah daripada polotik kita
yang bebas dan aktif.
efektif : Sejarah perjuangan bangsa kita, ikut memberi
dasar dan arah politik kita yang bebas dan aktif.
d. menghindarkan pemakaian kata yang tidak perlu
tidak efektif : Di kantor tempat mendaftarkan tanah dikete-
mukan sebuah peti tempat menyimpan uang
dan sebuah kopor yang terbuat dari kulit.
efektif : Di dekat kantor pendaftaran tanah ditemukan
sebuah peti uang dan sebuah kopor kulit.
e. menghindarkan bentuk klausa yang ber-bahwa bila bentuk frasenya sudah memadai
tidak efektif : Bahwa mereka orang jujur dan setia tidak dapat
disangsikan lagi.
Efektif : Kejujuran dan kesetiaan mereka tidak dapat di-
sangsikan lagi
f. menghilangkan pleonasme
tidak efektif : Ia mempunyai koleksi buku-buku langka.
efektif : Ia mempunyai koleksi buku langka.
4. penekanan
inti pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat (gagasan utama) haruslah dibedakan dari sebuah kata yang dipentingkan. Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. Namun masih terdapat beberapa cara yagn dapat dipergunakan untuk memberi penekanan itu, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan.
Penekanan unsur-unsur kalimat dapat dilakukan sebagai berikut.
a. mengubah posisi kalimat, unsur-unsur yang dianggap penting diletakkan di depan kalimat
Contoh:
Kita dapat membicarakan soal ini pada kesempatan lain.
b. menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah
Contoh:
Kami pun akan turut serta dalam kegiatan tersebut.
c. menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang bagian kalimat yang dianggap penting
Contoh:
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid,antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komuikasi dan sikap saling memahami antara yang satudengan yang lainnya.
d. menggunakan pertentangan, yakni dengan menggunakan kata yang bertentangan atau berlawan maksudnya pada bagian kata yang ingin ditekankan
Contoh:
Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahasa agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.
Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara, yaitu:
a) Variasi sinonim kata
Penjelasan-penjelesan yagn berbentuk kelompok kata pada hakikatnya tidak mengubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Seribu puspa di taman bungan seribu wangi menyegar cita (BKI).
Demikian pula puspa dan wangi sebenarnya menyatakan yang sama.
b).Variasi panjang pendeknya kalimat
Variasi dalam panjang pendeknya struktur kalimat akan mencer¬minkan dengan jelas pikiran pengarang, serta pilihan yang tepat dari struktur panjangnya sebuah kalimat dapat memberi tekanan pada bagian-bagian yangdiinginkan.
c.Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam beberapa kali¬mat berturut-turut dapat menimbulkan kelesuan.
http://sasyasigi.wordpress.com/2008/11/01/kalimat-efektif/
http://readone82.blogdetik.com/2009/08/26/kalimat-efektif/
http://lisady-bhs.blogspot.com/2007/06/kalimat-efektif.html